Posts

Showing posts from 2015

Mereka Diam Cari Aman

Image
Disebutnya "Apatis" orang-orang yang tinggal di daerah Pajangkelu, daerah yang dulunya banyak melahirkan para pejuang kemerdekaan. Sampai saat ini pun masih banyak peninggalan dan jejak-jejak sejarah yang masih bisa ditemui di sekitar kawasan itu. "Orang-orang disini sekarang sukanya rusuh, mas. Sangat kontras dengan kehidupan di jaman perang dulu. Orang-orangnya sekarang lebih individualistik rasa kebersamaannya kurang," kata seorang pemuda setempat. Sebuah wawancara, Koran LintasGenerasi, 13 November 2015 *** Itu cerita dulu. Sekarang, daerah itu sudah menjadi basis perjuangan Partai Mahindra yang memperjuangkan segala kepentingan dan hak-hak rakyat. Berkat perjuangan para kadernya, hidup sekarang jauh lebih sejahtera dibandingkan dengan era-era sebelumnya.  Hal ini tidak terlepas karena banyak kader partai yang  menduduki posisi-posisi penting dalam kursi pemerintahan.  Jauh sebelum Partai Mahindra sebesar sekarang. Ada sebuah cerita

Money and Pussy That's all What I Need

Image
Seperti minggu-minggu sebelumnya, kemarin malam, saya bersama teman-teman sejawat ngadain acara ngumpul bareng lagi. Lain lokasi lain pula topik obrolan yang jadi bahasan. Ketika kumpul2 biasanya kami lebih suka ngobrolin kesibukan masing-masing anak. Tapi, malam kemarin saya merasa ada energi yang sedikit berbeda dari teman2 saya ini sehingga topik yang dijadikan bahasan agak sedikit berbau filsafat. Awalnya kami berempat hanya membahas soal wanita lalu tiba-tiba merembet kepada soal uang dan vagina. Emm sedikit saru memang. Tapi, saling berkaitan. "Yang namanya cinta pada pandangan pertama itu cuma fiktif. Yang ada nafsu pada pandangan pertama. Itu baru bener," kata saya kepada ketiga teman saya. "Bener bob (panggilan akrab saya) kalo dipikir-pikir cowok itu cuma butuh dua hal di dunia ini. Pertama, Uang. Kedua, vagina," tegas Asot yang juga mengamini pernyataan saya. Ada uang kita disayang. Tidak ada uang kita ditendang. Saya 100% sepakat

Jangan Mau Diseragamkan

Image
Pemerintah melalui pendidikan seharusnya mampu mengubah cara pandang anak-anak mudanya dalam memahami sebuah perbedaan. Bangsa kita dikenal sebagai negara dengan keberagaman budaya dan agamanya. Kesenjangan sosial yang terjadi seringkali menjadi pemicu sebuah konflik. Lagi-lagi isu agama lah yang sering menjadi "biang kerok" dari semua persoalan yang terjadi selama ini. Tentunya kalian sudah banyak mendengar atau melihat sederet kasus kemanusiaan yang dilatarbelakangi oleh Agama. Yang masih hangat terjadi seperti pembakaran Gereja di Singkil, Aceh. Dilihat dari sudut pandang agama manapun  tindakan "liar" semacam ini sama sekali tidak dibenarkan. Saya secara pribadi  terus terang sangat menyayangkan hal ini bisa terjadi. Menurut kalian apa yang salah dengan orang Indonesia saat ini? Kemana orang-orang Indonesia yang dulu dikenal begitu ramah dan santun? Seperti yang saya utarakan diawal, pemerintah melalui pendidikan seharusnya mampu membentuk

Merakyat #1

Image
Saat itu aku sedang berkumpul bersama teman-temanku di sebuah lobby hotel. Kami berempat berencana akan pergi ke sebuah mall di bilangan Senayan, Jakarta. Temanku Andi terlihat begitu antusias, maklum saja soalnya ini kali pertama dia datang ke kota besar seperti Jakarta. Sambil menunggu pesanan taksi yang tak kunjung datang, aku beserta ketiga teman-temanku coba memanfaatkan waktu itu untuk berkunjung ke kedai kopi yang jaraknya tidak begitu jauh dari hotel tempat kami menginap. Kedai starbukk, begitulah orang-orang menyebutnya. Banyak desas-desus yang mengatakan jika kedai ini merupakan tempat nongkrongnya para pejabat tinggi negara,  anggota dewan, kuli, buruh, hingga tukang parkir. Ketika aku menceritakan  rumor ini kepada ketiga temanku kebanyakan dari mereka justru menertawanku dan tidak sedikit dari mereka malah menyebutku sebagai orang gila. “Mana mungkin seorang pejabat negara bisa berada ditempat seperti itu bersama dengan seorang tukang parkir?” Tanya Tio terk

Ahh .. Jadi Orang Idealis Capek Juga Ternyata

Image
Anda pernah membayangkan tidak? Bagaimana jadinya bila provinsi atau tiap pulau yang ada di Indonesia saat ini coba memerdekakan diri dari Indonesia. Jika hal itu benar-benar terjadi. Saya yakin, Sumatra akan menjadi provinsi atau negara yang paling maju bila dibandingkan dengan pulau-pulau lain yang ada di Indonesia saat ini. Asalkan, diikuti dengan pengelolaan yang baik dan moralitas yang baik pula dari para pemimpinnya. Saya katakan paling maju karena hasil bumi dan pertambangan minyak disana begitu melimpah ( informasi ini saya dapatkan berdasarkan info dari atlas yang beredar saat ini). Kita semua sama-sama tahu jika Jawa dan Bali saat ini masih menjadi tempat favorit untuk mengadu nasib bagi kebanyakan orang Indonesia. Hal ini tentu sangat beralasan karena pembangunan infrastruktur kita masih terpusat pada Jawa dan Bali saja. Lalu apa jadinya jika republik ini benar-benar bubar. Bali merdeka dan Jawa merdeka. Bali yang bukan pulau industri tentu akan menganda

Beragam Itu Indah

Berbicara mengenai isu agama akan selalu ngeri-ngeri sedap. Dikatakan ngeri karena isu ini begitu sensitif. Apalagi melihat masyarakat kita yang begitu majemuk. Perselisihan antar umat beragama begitu nyata terlihat. Hal ini perlu diantisipasi dengan membuka wawasan saya, kita, anda terkait hidup dalam keberagaman. Pilihan terbaik adalah tetap bersatu bukannya menjadi satu. Persetan dengan orang-orang yang menyebut diri mereka FPI. *Tulisan ini saya dedikasikan bagi mereka yang pernah dibuat kesal oleh saudara seiman saya.

Militer vs Sipil

Image
Kalau kalian jeli, Di televisi saat ini sedang marak beredar opini hangat mengenai gaya kepemimpinan yang diperlihatkan presiden-presiden kita. Baik yang terdahulu hingga sekarang. Banyak masyarakat kita yang masih mempertanyakan cara yang lebih efisien dalam membangun bangsa ini. Apakah cara militer yang diperlihatkan Suharto & SBY atau dengan cara sipil seperti yang diperlihatkan Sukarno, Habibie, Gusdur, Megawati, & Jokowi. Kalau menurut kalian mana yang lebih baik? Berhubung saya tidak besar di jaman Sukarno  dan  Suharto  . Jadi, saya mengambil referensi dari pengalaman ayah saya saja yang kebetulan sempat hidup di kedua era itu. Menurut beliau, Jaman Suharto lebih baik. Ketika saya tanya alasannya kenapa? Beliau menjawab seperti ini, “Waktu jaman Suharto itu semua lapangan pekerjaan dibuka lebar. Putus kontrak dari perusahaan ini, lalu cari kerja ditempat lain itu gampang banget. Kalau dibandingkan dengan jaman Sukarno mah jauh banget. Dulu, mau makan nas

Hidup itu keras

Image
Hidup sekarang makin sulit. Mau gak mau orang dituntut harus berpikir kreatif. Tujuannya jelas yaitu untuk mengakali segala problematika hidup yang sedang terjadi saat ini. Gambar dari Google Ibu saya yang seorang pedagang paling jelas terkena dampaknya. Sebenarnya, ibu saya tidak sendiri. Para pelaku usaha yang mempunyai bisnis serupa saat ini memang tidak mempunyai banyak pilihan selain harus mengakali keadaan. Hal ini dilakukan tidak lain agar warung mereka tetap bisa memberikan penghidupan bagi keluarganya walaupun di tengah maraknya gempuran harga-harga komoditi pangan yang kian melonjak. Bagi kami sekeluarga, warung ini sangatlah berarti. Hampir 90% pemasukan keuangan keluarga kami semuanya berasal dari warung ini. Maklum, pasca pesiun, ayah saya saat ini lebih banyak bekerja di rumah sebagai kontraktor frelancer. Nama perusahaan beliau yang tidak sementereng perusahaan kontraktor lainnya membuat perusahaan ayah saya sepi orderan untuk menggarap proyek. Ketik

Tugas Bahasa Inggris Ibu Mega

Image
Lazy Person “I choose  a lazy person to do a hard job. Because a lazy person will find an easy way.” Bill gates I think become a lazy person is the best way to solve a problem. Lazy person   makes   something   more simple than it should be. I totally agree with what Bill gates said. Am i a lazy person? the answer   would probably be   yes . By the way my name is B ayu, close friend called me B obi. Bobi it means botak biadab . I got this nickname because a few years ago my head was bald. Just ignore about this thing. Now, let me tell you some story about creative moment I had. This story begins while me and A ldo still in junior high school. Do you know how to get beng-beng wafer chocolate for free? This is what me and aldo doing in cafeteria every single day. “Steal ing ” a beng-beng wafer chocolate with legal way. My friend, Galih asked me, “how does it works dude?”. I’d love to tell him how it works, but I said, “on one condition, don’t tell this secret to an

Bangga jadi angkatan 90 an

Image
Enaknya jadi anak rantau itu punya banyak temen dari berbagai daerah. Plus irit biaya sewaktu berkunjung ke daerah yang pernah kita singgahi sebelumnya. Kalo butuh apa-apa urusannya lebih gampang. Tinggal kontak temen-temen lama aja. Empat provinsi, empat kabupaten sudah pernah saya singgahi. Diantaranya ada Kalimantan, Bali, Nganjuk, dan Sekarang Jogja. Setiap daerah pun punya ceritanya masing-masing. Cerita paling berkesan datang dari Pulau Borneo. Sempat tinggal disana dalam kurun waktu yang tidak begitu lama. Hanya 3 tahun. Mulai dari saya lahir kemudian menjadi seorang balita hingga anak-anak. Saya tumbuh di pulau ini. Borneo yang menurut kebanyakan orang adalah salah satu pulau paling aman yang ada di Indonesia. Begitu aman begitu nyaman. Semua opini itu sudah saya buktikan sendiri. Memang benar adanya. Tetapi ada satu masalah musiman yang sering menimpa daerah kami ketika itu yaitu sulitnya mencari air ketika kemarau datang. Sebaliknya, justru momen ini seperti berk