Posts

Showing posts from January, 2016

Pengalaman Adalah Guru Terbaik

Image
Dulu, ketika di SD, teman-teman saya sering meledek saya sebagai lelaki lemah, alasannya karena saya tidak jago berantem. Oke, saya akui saya memang tidak jago berantem. Tapi, saya tidak terima jika orang yang tidak bisa berantem selalu diidentikan sebagai manusia lemah. Ini sama saja seperti menyebut seseorang itu pintar dikarenakan nilai matematikanya yang baik. Lalu yang tidak baik dianggap bodoh. Tidak seperti itu kawan. Di masa itu, saya bisa dikatakan merupakan tipikal anak yang sangat pemalu dan penyendiri. Jangankan teman biasa teman dekatpun seingat saya hampir tidak punya. Eits, maksud saya belum punya. Penggunaan kata "tidak" agaknya seperti saya tidak akan memiliki teman selamanya hehe. Oke, lanjut. Jadi, ketika itu saya terus memikirkan bagaimana caranya supaya teman-teman saya ini bisa saya dekati.  Yang jelas caranya harus mudah Dan praktis. Karena di masa itu, saya sangat menghindari gaya pertemanan yang terkesan bertele-tele Dan membuang-buang wakt

True Friends

Image
Sore ini saya berhutang lagi di burjo langganan. Sudah tiga hari saya ndak pegang duit sama sekali. Uang 500 ribu yang dikirim ayah saya 4 hari yang lalu sudah ndak tersisa. Yang tersisa hanya sekumpulan struk belanjaan yang menghiasi dompet saya. Inilah salah satu kebiasaan buruk saya setiap kali dapat kiriman. Suka hilang kontrol kalau sudah lihat uang banyak. Padahal uang itu adalah jatah saya selama seminggu. Kalau dihitung-hitung ya lumayan sebetulnya jatah saya per harinya. Sekitar 70 ribua-an lah. Tapi, pada prakteknya pengeluaran saya justru melebihi aturan. Memang dasarnya saya aja yang terlalu rakus dan kurang me manage. Beruntunglah karena saya dikelilingi oleh manusia-manusia yang baik hatinya. Sebelumnya, saya ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya buat kalian : Yanto, Endy, Steven, Gery, Arif dan yang paling teristimewa untuk semua AA’ Burjo langganan saya. Terima kasih karena saya diperbolehkan untuk berhutang dulu. Saya ndak akan lupa kebaikan sampey

Derita Sebagai Pion Tuhan

Image
“Hidup adalah penderitaan dan manusia tidak bisa bebas dari padanya. Kita hidup dan menerima itu sebagai suatu keharusan. Tapi, bagiku perjuangan harus tetap ada. Usaha terhadap penghapusan kedegilan, terhadap pengkhianatan, terhadap segala-gala yang non humanis. Memang kita sadar akan kesia-siaan itu. Kita tahu akan  absurd- nya. Dan itu-lah hidup.  Stand like a hero,and die bravely.” Dikutip dari  Buku karya Soe Hok Gie, Catatan Harian Seorang Demonstran Yah,tragis betul hidup kita bukan? Sudah hidup menderita sebagai pion Tuhan. Ditambah harus menanggung derita akibat keserakahan ulah sesamanya (dalam hal ini korupsi, kolusi nepotisme dst). Berbagai peran ditunjukkan manusianya untuk menarik perhatian sesamanya. Rupanya perut kenyang saja belum cukup membuat hati jadi senang. Ada ambisi lain dibaliknya. Melihat serangkaian peristiwa yang terjadi belakangan ini. Seperti tragedi Sarinah misalnya. Saya ragu jika bukan ideologi Agama sebetulnya yang menjadi permasalahann

Pandji Pragiwaksono - Aksi Massa Lirik

Image
Pandji Pragiwaksono Sumber gambar : https://www.facebook.com/KaryaPandji "Aksi Massa" Tinggalkan segala atribut Bawa Satu Bendera  Indonesia AKSI MASSA Kau dari golonganmu kau dari kalanganmu Tapi kini kita bersatu AKSI MASSA Kita yang pilih mreka Kita bisa pula cabut mreka dari kuasa AKSI MASSA Jangan kau gentar pada mereka Mreka lah yang harus tunduk pada kita AKSI MASSA Ada masanya seorang pujangga Harus letakkan pena Ia tinggalkan rima Seorang petani beranjak tinggalkan ladang yang dia hidupi Yang hidupi dia lagi karyawan longgarkan dasi Kebersatu kancing Dengan baju digulung lalu dia beranjak pergi Eh. Pelajar tutup buku saatnya menyema ilmu Yang lebih luhur adiluhur siswa yang mahagri turun gunung Sebagaimana tanpa akalnya hewan Kalau dia kau pojokkan karena buat terdesak dia kan melawan Gentaklah ... gentaklah Ancam dan intimidasilah Ajegangigik dan balik menyala Rakyat yang maha ramah tentu ada ba

Nasib Uang Recehku

Image
Pernah sekali waktu, saya mendapatkan penolakan. Bukan ditolak oleh seorang wanita. Melainkan, ditolak oleh ibuk-ibuk penjaga warung. Akar permasalahannya berawal ketika saya ingin membeli sebuah roti. Nah... berhubung saat itu  saya lagi gak Ada duit Dan cuma pegang uang receh. Antara malu Dan gengsi (yah ketimbang kelaperan kan) saya pakai uang receh itu sebagai modal transaksi untuk membeli seonggok roti tadi. Harga rotinya cuma Rp 3000 aja sih. Tapi, berhubung saya pake uang receh. Roti tadi kesannya tuh jadi kayak barang mahal gitu. Saya sampai bela-belain bawa kantung plastik buat nampung uang receh pecahan Rp 100 yang saya bawa itu. Saya lupa nominal pasti uang receh yang saya bawa hari itu. Yang jelas hari itu, orang-orang sampai mengira saya habis merampok sebuah bank. Yah, namanya juga manusia. Terkadang, hidupnya terasa belum lengkap jika belum mencela sesamanya. Oke, kesampingkan dulu persoalan itu. Kita kembali fokus pada topik yang menjadi bahasan. Singkat cerita, say