Setiap sektor usaha pasti memiliki tester-nya masing-masing. Entah itu sektor makanan, teknologi atau otomotif. Seorang tester harus kompeten di bidangnya, ini mutlak. Artinya dia harus paham betul dengan kemampuannya dalam menguji sebuah produk. Jangan sampai dari niatnya yang ingin menguji sebuah produk malah berujung merusak. Semua pelaku usaha tentunya tidak menginginkan hal seperti ini terjadi bukan. Kejadian seperti ini biasa terjadi kalo tester-nya kurang kompeten alias abal-abal. Tapi, kemampuan ‘merusak’ kadang juga diperlukan pada sektor-sektor tertentu. Jelas, tujuannya untuk mencari apa-apa saja yang masih kurang pada produk tersebut. Persis seperti yang terjadi pada pengujian ponsel SAMSUNG GALAXY S6 ini. Menurut saya, ini pengujian paling gila yang pernah saya lihat. Kadang, kalo saya lihat ponselnya di hantam pake palu gitu mendadak suka ngerasa sedih. Ngilu lihatnya. Eits!! video yang saya tunjukkan ini tidak untuk dipraktekan pada ponsel kalian ya! Syu
Pernah sekali waktu, saya mendapatkan penolakan. Bukan ditolak oleh seorang wanita. Melainkan, ditolak oleh ibuk-ibuk penjaga warung. Akar permasalahannya berawal ketika saya ingin membeli sebuah roti. Nah... berhubung saat itu saya lagi gak Ada duit Dan cuma pegang uang receh. Antara malu Dan gengsi (yah ketimbang kelaperan kan) saya pakai uang receh itu sebagai modal transaksi untuk membeli seonggok roti tadi. Harga rotinya cuma Rp 3000 aja sih. Tapi, berhubung saya pake uang receh. Roti tadi kesannya tuh jadi kayak barang mahal gitu. Saya sampai bela-belain bawa kantung plastik buat nampung uang receh pecahan Rp 100 yang saya bawa itu. Saya lupa nominal pasti uang receh yang saya bawa hari itu. Yang jelas hari itu, orang-orang sampai mengira saya habis merampok sebuah bank. Yah, namanya juga manusia. Terkadang, hidupnya terasa belum lengkap jika belum mencela sesamanya. Oke, kesampingkan dulu persoalan itu. Kita kembali fokus pada topik yang menjadi bahasan. Singkat cerita, say
Sore ini saya berhutang lagi di burjo langganan. Sudah tiga hari saya ndak pegang duit sama sekali. Uang 500 ribu yang dikirim ayah saya 4 hari yang lalu sudah ndak tersisa. Yang tersisa hanya sekumpulan struk belanjaan yang menghiasi dompet saya. Inilah salah satu kebiasaan buruk saya setiap kali dapat kiriman. Suka hilang kontrol kalau sudah lihat uang banyak. Padahal uang itu adalah jatah saya selama seminggu. Kalau dihitung-hitung ya lumayan sebetulnya jatah saya per harinya. Sekitar 70 ribua-an lah. Tapi, pada prakteknya pengeluaran saya justru melebihi aturan. Memang dasarnya saya aja yang terlalu rakus dan kurang me manage. Beruntunglah karena saya dikelilingi oleh manusia-manusia yang baik hatinya. Sebelumnya, saya ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya buat kalian : Yanto, Endy, Steven, Gery, Arif dan yang paling teristimewa untuk semua AA’ Burjo langganan saya. Terima kasih karena saya diperbolehkan untuk berhutang dulu. Saya ndak akan lupa kebaikan sampey
Comments
Post a Comment