Basa basi yang mainstream

Suatu sore di burjo dekat stasiun.

Gue lagi makan di burjo (istilah warung makan sederhana yang ada di Jogja, masih sodaraan lah sama warteg) hendak menghabiskan sisa-sisa nasi terakhir. Disamping gue ada dua orang ibu-ibu yang lagi duduk santai menikmati sejuknya angin sepoy-sepoy disore hari dan seorang bapak-bapak yang tampak serius baca koran. Posisi badan mereka bertiga menghadap ke arah jalan raya dengan kompak posisi kaki sebelah kanan mereka naik ke atas kursi. Salah seorang ibu-ibu itu menengok ke arah gue dan kemudian bertanya

Ibu-ibu: Dari Bali ya mas ?
Gue: iya bu
Ibu-ibu: Bali-nya mana ?
Gue: Kuta bu
Ibu-ibu: Oh, sy punya sodara tinggal di kuta tu. Deket hotel itu mas. Mas-nya mananya hotel itu ?
Gue: Rumah saya dari hotel itu masih ke utara bu, terus ke selatan, terus ke barat ada persimpangan masih terus nah terus bla .. bla .. bla
Ibu-ibu: Oh ya ya
Gue::'(

Di tengah keramaian ruang tunggu sidang (Pelanggaran lalu lintas)

*lagi berdiri*
Tiba-tiba dari belakang ada yang menepok pundak gue. Gue tengok ke belakang ternyata bapak-bapak paruh baya yang nepok pundak gue tadi, dia juga lagi nunggu giliran masuk ke ruang sidang. Trus bapak-bapak itu tanya

Bapak: pelanggarannya apa dek ?
Gue:Belum punya SIM pak
Bapak:Emang umurnya berapa ?
Gue: 19 tahun pak
Bapak: kok belum punya SIM aslinya mana emang ?
Gue: Bali pak
Bapak: Bali-nya mana dek?
Gue: Kuta pak
Bapak: adek saya juga pernah tinggal di kuta rumahnya deket sama hotel ini. Lah rumah sampeyan mananya hotel ini?
Gue: Rumah saya dari hotel ini masih ke sana, terus kesini, terus kesitu, ada persimpangan terus aja, terus bla .. bla .. bla
Bapak: oh ya ya ..
Gue::'(

Comments

Popular posts from this blog

SAMSUNG GALAXY S6 KENA PALU

Nasib Uang Recehku

Kalijodo Di atas Tanah Negara