Originalitas nomor satu
Sempat waktu itu ceritanya ada film baru gitu di bioskop. Film spiderman 3. Gue ngebet banget pengen nonton ni film. Saking gak tahannya, gue sampai nangis sambil guling-guling di lantai. Maksudnya supaya bokap gue iba melihat gue yang kelakuannya saat itu sebelas duabelas sama orang gila. Bukannya ngajak ke bioskop eh malah diajak ke toko DVD bajakan. Meskipun itungannya waktu itu gue masih anak-anak tapi, gue taulah mana kualitas yang oke sama kualitas yang ecek-ecek. Setelah dapet DVD yang gue mau, gue pulang kerumah sambil menahan rasa jengkel kepada bokap gue. Bisa-bisanya mantan seorang kepala desa menjunjung tinggi industri bajak-membajak. Gue bener-bener kecewa.
Kebiasaan kedua orang tua gue ini sampai mendarah daging ke dalam diri gue hingga gue beranjak remaja. Tapi, kebiasaan ini gak berlangsung lama sampai akhirnya gue ketemu sama Dodi, Dodi seorang anak ingusan yang 100% menolak pembajakan sebuah karya, karya apapun. Dodi ini anak dari keluarga yang biasa-biasa aja. Gue salut banget sama ni orang. Lo harus kaget, kenapa harus kaget ? karena temen gue ini dalam seumur hidupnya, dia nggak pernah sedikitpun menjamah apa itu yang namanya barang bajakan. Beli bokep aja original bung. Gue malu banget dah sama Dodi. Masak gue yang kondisi ekonominya lebih baik dari keluarga Dodi, gue malah doyan banget beli barang bajakan. Dengan ini gue putuskan gue akan stop membeli barang-barang bajakan.
Nah setelah gue mulai beranjak ‘agak’ dewasa, gue mulai sadar banget kalo originalitas itu nomer satu. Kalo lo suka sama karya orang ya beli yang asli. Gak kasian sama idola lo? Mereka juga butuh makan kali ?
Jadi, stop beli bajakan originalitas nomor satu.
Comments
Post a Comment